Jadi Narasumber BIMSIK Massal, Kepala Kemenag Kota Bekasi Sampaikan Peraturan Haji 1443 H

 Jadi Narasumber BIMSIK Massal, Kepala Kemenag Kota Bekasi Sampaikan Peraturan Haji 1443 H

Dokumentasi Kegiatan Manasik Massal Hari Pertama Silakan Lihat di Sini

Jl. A. Yani (HUMAS Kota Bekasi) 

Manasik haji massal tingkat Kota Bekasi digelar selama 2 hari pada tanggal 28 dan 29 Mei 2022 di Masjid Al-Barkah Kota Bekasi. Pada hari pertama, jemaah mendaparkan materi mengenai Attalimatul Hajj atau Kebijakan Pemerintah Arab Saudi Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1443 H / 2022 M yang disampaikan oleh Kepala Kementerian Agama Kota Bekasi, H. Shobirin, S. Ag, M.Si. 

Shobirin menyampaikan dasar hukum penyelenggaraan haji di Indonesia masih didasari oleh UU No 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah. Adapun beberapa penyesuaian teknis khusus ibadah haji tahun ini diatur melalui surat keputusan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh. 

“Kita tahu bahwa sebagian jemaah ada yang mengeluhkan kebijakan terkait usia maksimal jemaah haji tahun ini. Namun yang harus diingat adalah hal tersebut merupakan keputusan pemerintah Arab Saudi mengingat penyelenggaraan haji tahun ini masih merupakan uji coba pasca pandemi Covid-19,” papar Shobirin.  

Shobirin mengajak para jemaah berdoa agar ke depannya peraturan mengenai usia maksimal jemaah haji ini kembali normal, bahkan seperti dahulu ada prioritas pemberangkatan bagi jemaah lansia. Selain itu, Shobirin juga menyampaikan perbedaan lainnya adalah kewajiban jemaah melampirkan hasil negatif tes PCR Covid-19 untuk sampel yang diambil dalam waktu (72) jam sebelum tanggal keberangkatan. 

“Mendekati pemberangkatan haji ini, Bapak dan Ibu harus memperketat kembali protokol kesehatannya. Jangan sampai gagal berangkat karena hasil tes PCR-nya positif,” kata Shobirin. 

Shobirin juga bercerita mengenai pengalamannya saat berkesempatan menjalankan ibadah haji dahulu. Menurutnya, selain aspek fisik yang prima, jemaah haji juga dituntut memiliki kondisi jiwa yang sehat agar tidak emosional selama menjalani prosesi haji yang melelahkan. 

“Ibu pasti sudah sering dengar tentang kriminalitas di Arab yang masih tinggi. Misalnya saat naik kendaraan umum itu harus bapak duluan yang naik, supaya ibunya tidak dibawa kabur. Nah, hal-hal seperti itu juga harus jadi perhatian demi keamanan bapak dan ibu,” ujarnya. 

Namun Shobirin juga mengatakan jemaah tidak perlu takut apalagi sampai stres, karena di sana akan banyak petugas dan pembimbing kloter yang akan menjaga para jemaah. Maka dari itu, Shobirin menghimbau para jemaah tetap kompak dan saling menjaga satu sama lain selama berada di tanah suci.

Kontributor : Herrisa AW

Editor : Tri Budiono

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published.